Jumat, 19 Oktober 2012

KTM Duke 200

KTM boleh bangga dengan oranye sebagai warna kebesaran. Namun, seiring semakin banyaknya permintaan, khususnya KTM Duke 200 yang diluncurkan awal tahun ini, pabrikan asal Austria itu harus mendengar suara konsumen yang menginginkan penyegaran warna. Hitam dan putih pun akhirnya dijadikan pilihan.

Meski demikian, identitas oranye tidak ditinggal begitu saja. Pada KTM Duke 200 putih dan hitam, aksen oranye tetap ada, terutama pada tulisan ”Duke” di tangki dan pelindung mesin bawah. Alhasil, pilihan warna baru membuat sepeda motor hasil kerjasama KTM dan Bajaj Auto ini semakin gahar.

Untuk sementara, kelir hitam dan putih masih beredar di India. Meski demikian, KTM Indonesia  juga akan mengimpornya jika peminatnya banyak. KTM Duke 200 sudah meluncur di Indonesia dengan banderol Rp57,5 juta.

Street fighter ini dipersenjatai mesin 200 cc berpendingin cairan, satu silinder yang menghasilkan tenaga 28 PS dan torsi19,2 Nm. Performa Duke dianggap galak, seperti sepeda motor bermesin dua langkah, akselerasi 0-100 km/jam di bawah 10 detik.

Kamis, 06 Januari 2011

Problem Ninja 250


Over Rev Bikin Klep Ninja 250 Mendem!


Jakarta - Hati-hati membesut Kawasaki Ninja 250 . Kalau lagi menggeber motor berpiston ganda ini, harap memperhatikan batasan rpm (rotation per minute).Sudah banyak korban mesin berjatuhan akibat bibir klep yang mendem akibat terlalu sering over-rev.
Ini biasa terjadi bila pemilik Ninja 250 lupa diri memantau takometer dan terlalu lama menggeber mesin hingga rpm limit (standar pabrik 10.500 rpm).“Apalagi yang sudah ganti CDI racing dengan limiter rpm lebih jauh,”
OVER-REV


Sebenarnya tak hanya Kawasaki Ninja 250 yang bisa mengalami hal ini. Semua motor dengan pengatur bahan bakar via klep masuk (inlet valve) dan klep buang (exhaust valve) bisa terbentur masalah yang sama. Hanya saja sitting klep milik Kawasaki Ninja 250 cenderung lebih empuk.

Dari beberapa tukang bubut yang dimintai keterangan, bibir klep Ninja 250 yang mendem hingga membentuk seperti mata pisau ini, lantaran terlalu ekstrem membentur sitting klep di kepala silinder .

Salah perlakuan saat menggeber motor menjadi penyebab utama . CDI aftermarket menghilangkan proteksi dari pabrik “Klep layaknya diasah saja hingga bisa setajam silet,” ujar  spesialis bubut kepala silinder  Banten. Indikasinya mudah ditebak. Motor sulit hidup di pagi hari karena bocor kompresi dan stasioner tidak bisa rata.

Kalau sudah begini tak ada cara, selain menurunkan kepala silinder. Periksa secara saksama delapan buah klep inlet dan exhaust untuk memastikan berapa buah klep yang mulai tajam. Kemudian lanjutkan dengan pemeriksaan sitting klep di kepala silinder.


Sitting klep bisa jebol akibat over rev ,Bila sudah aus, sitting pun harus diperbaiki atau diganti. “Kalau sitting tertolong, tinggal belanja klep baru untuk kemudian diskir hingga bisa duduk dengan rapat di setiap sitting,”
Klep inlet baru dibanderol Rp 200 ribuan/buah dan klep exhaust sekitar Rp 125 ribuan/buah. Tinggal kalikan masing-masing sebanyak 4 buah. Lumayan menguras kantong. Makanya, menggeber motor dengan sudah memakai CDI aftermarket ada caranya.


Bila limiter sudah bergeser lebih,  semisal 14.500 rpm dari limiter asli yang sekitar 11.000 rpm, perlakuan terhadap motor menjadi berbeda.Karena pabrikan sudah memberikan proteksi untuk kondisi paling ekstrem agar motor tetap awet ,  pemiliknya sendiri dengan bantuan bengkel, proteksi tadi  sengaja dibuang.

“Jika dengan terpaksa mesin harus digeber hingga 14.500 rpm untuk performa maksimal, jangan biasakan menahan gas terlalu lama di angka tersebut, segera pindahkan persneling ke gigi lebih tinggi agar rpm segera turun di bawah 14.500 rpm,”